Friday, December 27, 2013

DIMANA (GERAKAN) MAHASISWA BERADA ?

DIMANA (GERAKAN) MAHASISWA BERADA ?
oleh: Eki Robbi Kusuma

Tulisan ini pernah dimuat di harian Surya cetak dan Online http://surabaya.tribunnews.com/2012/06/10/di-mana-gerakan-mahasiswa-berada

Ada yang menarik di kampus Universitas Islam Malang (Unisma) saat Rabu (6/6) diadakan Dialog Pemuda Lintas Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat Unisma. Dialog mengundang beberapa organisasi mahasiswa ekstra kampus se-Malang raya. Tak semua undangan OMEK datang, hanya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI yang diwakili oleh Penulis), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang jadi tuan rumah.

Tema ‘Quovadis khittah gerakan kaum muda di tengah ideologi transnasional’ menjadi penyegar di tengah keringnya orientasi gerakan mahasiswa yang tak sedikit mengundang pro kontra di tengah masyarakat. Tak terlepas dari peran dan fungsi mahasiswa yang dijalankan terkadang timpang antara idealisme mahasiswa yang masih dibumbui romantika masa lalu dengan realita masyarakat saat ini.

Dialog memunculkan keresahan bersama terkait posisi mahasiswa dewasa ini. Ketiga organisasi memiliki keresahan akan ideologi transnasional yang dirasa berpotensi merusak bangsa ini, struktural maupun kultural. Ada dua rumusan terkait ideologi transnasional yang diresahkan organisasi pergerakan mahasiswa, pertama adalah revivalisme Islam atau fundamentalisme Islam bersifat radikal dan menghalalkan kekerasan, kedua adalah neoliberalisme yang mengarah pada kapitalisasi yang merusak. Keduanya berpotensi merusak tetapi sulit dibendung terutama neoliberalisme.

Otokritik bagi pergerakan mahasiswa tak kalah menarik diulas dalam dialog ini. sejauh ini pergerakan mahasiswa tak jelas arahnya, siapa yang mereka perjuangkan, rakyat, rakyat yang mana? Pertanyaan demi pertanyaan muncul dan mengarah pada muara bahwa gerakan mahasiswa lebih memperjuangkan kelas menengah tetapi bukan basis massa mereka yang berada di kelas bawah. Ketika ada isu-isu pelanggaran HAM mencuat, jarang sekali organisasi mahasiswa berperan di dalamnya tetapi ketika ada isu-isu yang menyasar kalangan menengah, mereka reaktif segera mengambil peran dan ini menjadi sebuah penyimpangan cita-cita setiap pergerakan mahasiswa.

Solusi kongkret yang dihasilkan dialog ini adalah sudah seharusnya gerakan mahasiswa melakukan reorientasi dari pola lama yang cenderung bersifat reaktif dan anarkis menjadi gerakan mahasiswa dengan pola baru yang mengikuti perubahan masyarakat ke arah industri dan informasi yang mengedepankan dialog dan dialektika berpikir kritis. Intelektualitas perlu dibangun dari dalam dan kembali ke basis massa masing-masing karena gerakan mahasiswa sudah jauh dari basis massanya. GMNI dengan kaum Marhaen, PMII dengan Nahdliyin dan basis massa organisasi lain.