Sunday, May 11, 2014

PERAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN NEGARA.

            SEJARAH PERJUANGAN PEMUDA DAN MAHASISWA
            Pemuda sepertinya lupa sejarahnya. Padahal generasi muda adalah orang yang membuat sejarah alias People Makes History. Peran dan perjuangan pemuda Indonesia dirintis dan dimulai dari berdirinya Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia yang kemudian menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1908. Organisasi pemuda, pelajar,dan mahasiswa hindia di negeri Belanda ini kemudian menerbitkan Koran Indonesia Merdeka. Dalam terbitan pertama menyatakan tentang kemauan besar bangsa Indonesia untuk merebut kembali hak-hak dan menetapkan kedudukan atau keyakinan di tengah-tengah dunia, yaitu sebuah Indonesia yang Merdeka.
            Selanjutnya semangat nasionalisme dan patriotisme tersebut mulai merambah ke Indonesia dengan berdirinya organisasi Budi Utomo, tanggal 20 mei 1908 yang kemudian diperingati sebagai hari kebangkitan nasional, kemudian berdiri pula Organisasi Sarikat Islam (SI) tanggal 10 september 1912. Semangat nasionalisme dan patriotismetersebut kemudian dipertegas dengan Sumpah Pemuda yang merupakan sumpah setia para pemuda pada saat kerapataan Pemoeda-Pemoedi Indonesia dalam kongres pemuda II yang dibacakan pada 28 Oktober 1928 tentang pengakuan generasi muda Indonesia. Kongres pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong java, jong Ambon, jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatera, jong Kalimantan, Pemuda kaum betawi dll.
            Moehammad Yamin menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima factor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, sejarah, bahasa, hokum adat, pendidikan, dan kemauan. Militansi dan peran pemuda selanjutnya terlihat menjelang proklamasi kemerdekaan, yaitu dalam peristiwa Rengas Dengklok berupa “penculikan” yang dilakukan sejumlah pemuda antara lain Adam Malik dan Chaerul Saleh dari menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 WIB. Soekarno dan Hatta dibawa atau lebih tepatnya diamankan ke Rengasdengklok, Karawang. Untuk didesak agar mempercepat proklamasi, sampai kemudian terjadi kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Akhmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
            Sejak bergulirnya reformasi di Indonesia dimulai pertengahan Mei 1998 yang ditandai adanya pergantian rezim orde baru dengan orde reformasi, belum banyak terjadi perubahan-perubahan mendasar dan menyeluruh di segala aspek dan sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
Pemuda, di belahan dunia ini dimanapun, adalah generasi yang akan menjadi tulang punggung bangsa dan negaranya di masa depan. Pada diri mereka harapan segenap bangsa disandarkan; pada semangat dan keberanian mereka suara dan kehendak rakyat disemayamkan. Pendek kata, pemuda, adalah harapan bangsa.
            Secara historis, peran pemuda di Negara Indonesia tidak dapat dibantah. Soekarno, Hatta, Sjahrir, tanpa bermaksud mengabaikan tokoh-tokoh lain yang tidak tercantumkan disini, adalah representasi kaum muda Indonesia yang diakui dunia sampai hari ini.
            IDEOLOGI HEDONISME
            Jika di masa lalu peran pemuda Indonesia begitu besar, apakah pemuda-pemuda Indonesia hari ini dapat melakukan hal yang sama, atau setidaknya mewarisi semangat perjuangan mereka?. Sumpah pemuda kini seakan-akan peristiwa sejarah yang sudah berlalu, dan hanya menjadi hafalan pelajaran saat kita dibangku sekolah. Padahal 80 tahun lalu para pemuda seluruh Indonesia mencetuskan ikrar yang menorehkan tiga inti gagasan perekat bangsa, yakni satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia. Dalam Kongres Pemuda 1928 tersebut, juga diputuskan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan bendera Merah Putih.
            Di antara kondisi kekinian, problem Kultural yang menghinggapi benyak pemuda Indonesia. Masalah cultural sebenarnya bisa mencakup banyak hal, seperti cara berpikir, bertutur, bersikap, berprilaku, gaya hidup, dan sebagainya. Diantara masalah yang dikutip tadi, aspek ideologilah yang agak kurang dijadikan perhatikan vital oleh pemuda masa kini. Di tengah gencarnya arus globalisasi yang sulit dibendung, problem cultural diatas kian parah. Godaan hidup hedonistis-kapitalistik yang notabene buah dari globalisasi di kalangan para pemuda luar biasa kuat. Parahnya hal ini tidak saja terjadi di kalangan pemuda kota, tetapi juga di kalangan pemuda desa karena adanya televisi. Iklan-iklan gaya hidup yang menawarkan kenyamanan dan kenikmatan hidup di media elektronik ini demikian gencar dan massif sehingga mampu meruntuhkan sendi-sendi pertahanan para pemuda.
            Oleh karena itu, para pemuda yang tidak mempunyai bekal ideologi yang kuat akan dengan mudah terseret arus tersebut. Persoalanya adalah generasi muda masa kini, berbeda dengan generasi muda masa dahulu, pada umumnya mempunyai ideologi yang rapuh. Jika di masa lalu “ideologi perjuangan” mampu menjadi perhatian vital para pemuda dalam mengenyahkan para penjajah, maka ideologi apakah yang dipegang para pemuda masa kini untuk menyingkirkan godaan-godaan gaya hidup hedonistik-kapitalistik tersebut?
            MANDIRI dan PRODUKTIF
            Sejarah memang penting, bangga kepada masa silam adalah sesuatu yang seharusnya dan menjadi bagian dari rasa hormat kepada para pendahulu. Tetapi yang lebih penting adalah melanjutkan sejarah dengan pahtan-pahatan sejarah baru yang lebih baik dan mengesankan. Para pemuda harus menjadi sosok historis yang mau dan mampu menjadi actor perputaran kemajuan bangsa, guna melanjutkan estape-estape perjalanan bangsa yang telah dirintis oleh para pendahulu. Rintisan sejarah, tumpahan keringat darah dan air mata para pendahulu musti dilanjutkan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab.
            Pemuda memiliki kecerdasan dan kuat dalam mengakses informasi. Dengan kecerdasannya itu maka pemuda akan mampu mengelola dampak akibatcepatnya mainstream perubahan global yang berdampak terhadap pembangunan pemuda. Pemuda memiliki jiwa rela berkorban. Sejarah telah mencatat bahwa dalam setiap era pergerakan nasional, pemudalah yang selalu tampil ke depan untuk menyelamatkan bangsa dan Negara ini dari keterpurukan. Dengan kondisi social dan ekonomi masyarakat pemuda saat ini maka pemuda diharapkan tampil ke depan untuk berperan memperbaiki kondisi social dan ekonomi masyarakat, khususnya pengentasan kemiskinan di pemuda.
            Bangsa Indonesia dalam usaha mencapai cita-cita awal pendirian bangsa yaitu merdeka jiwa dan raga sudah memasuki usia 68 tahun, tepatnya mulai sejak memproklamirkan kemerdekaan. Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan perjuangan dengan usaha keras untuk memperoleh kembali kemerdekaan sebagai hak asasi sebagai manusia dan suatu bangsa sudah dilakukan secara sporadic yang kemudian terwujud menjadi beberapa decade yang sudah mengerucut membentuk nasionalisme Indonesia seperti model gerakan dalam rentang 1908 dan 1928. Suatu pernyataan sikap yang mendahului proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia sudah dikumandangkan oleh pemuda Indonesia pada tahun 1928. Sumpah pemuda ini sudah menjadi tonggak awal untuk impian yang bernama Indonesia yang kemudian di wujudkan melalui proklamasi 1945.
            PENUTUP
            Berbagai tekanan, mulai dari masa kolonialisme dan imperalisme yang sangat panjang sampai pada tekanan dan konflik internal serta sampai pada berbagai krisis yang dihadapi pasca orde baru tetntunya kadang kala menimbulkan ras pesimis. Ditambah lagi dengan kehidupan yang semakin terasa berat bagi sebagian rakyat Indonesia yang belum kuat secara ekonomi. Kita juga dilanda sikap pragmatis dan ditambah lagi budaya materialistis yang berujung pada budaya konsumtif, lalu koruptif telah menjadikan bangsa kita dikepung oleh berbagai permasalahan yang masih saja menghantui kita.
            Bila dahuli para pemuda di Indonesia berkumpul untuk bersatu melawan penjajah. Saat ini musuh kita lebih pada keterbelakangan, ketertinggalan, kemunduran, peredaran narkoba di kalangan remaja dan lain sebagainya. Maka ada beberapa tantangan pemuda kedepan yang harus dijawab dengan langkah nyata.
Pertama, meneguhkan kembali jatidiri sebagi pemuda Indonesia ditengah gempuran budaya-budaya luar.
Kedua, bangkitkan kembali sikap kritis seperti yang pernah ditunjukan pemuda-pemuda di awal berdirinya bangsa ini.
Ketiga, menjadi pemuda yang mandiri dan berkompeten.
Keempat, buang jauh-jauh sikap pesimis dalam mengarungi kehidupan ini.

Kelima, jadilah pemuda yang tetap memegang teguh ajaran-ajaran dan kebaikan yang telah lama tertanam di bangsa ini.